Fenomena Popcorn Brain: Bagaimana Teknologi Mempengaruhi Fokus dan Perhatian

Diperbarui   /   Terbit di Culture  

Fenomena Popcorn Brain
Foto: Freepik.com/fizel

Sebuah penelitian mencatat bahwa rata-rata rentang perhatian manusia kini hanya 8,25 detik, lebih rendah dari seekor ikan mas yang bisa bertahan sekitar 9 detik. Dalam 15 tahun terakhir, kemampuan manusia untuk tetap fokus menurun sebesar 25 persen.

Di balik fenomena ini, istilah baru berupa popcorn brain muncul, menandai perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi dengan teknologi.

Apa Itu Popcorn Brain?

Menurut Dr. Sanam Hafeez, seorang neuropsikolog yang berpraktik di New York, popcorn brain menggambarkan kondisi di mana pikiran manusia melompat-lompat dari satu ide ke ide lainnya, mirip dengan popcorn yang meletup-letup saat matang.

Meskipun istilah ini tidak resmi dalam literatur psikologi, ia ditemukan di platform seperti TikTok dan Reddit, di mana pengguna mendiskusikan dampak teknologi terhadap kesehatan mental.

Penyebab Popcorn Brain

Banyak faktor yang mendorong munculnya fenomena popcorn brain, dan di antaranya adalah teknologi. Dengan informasi yang berlimpah dan rangsangan yang terus-menerus melalui ponsel dan media sosial, tidak heran jika banyak orang mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama.

“Paparan teknologi yang terus menerus berdampak negatif pada otak dan kesehatan mental kita,” jelas Dr. Sanam. Konektivitas yang tanpa henti juga menyebabkan perasaan kecemasan, stres, dan rendahnya harga diri akibat perbandingan sosial.

Gejala Popcorn Brain

Sadar akan gejala popcorn brain adalah langkah pertama untuk mengatasinya. Beberapa gejala yang harus diperhatikan antara lain:

  • Kesulitan mempertahankan satu pemikiran atau tugas.
  • Terus-menerus beralih antar aktivitas.
  • Mudah teralihkan oleh notifikasi.
  • Sering memeriksa ponsel dan media sosial.
  • Merasa lelah secara mental.

Hasil survei oleh Institute of Opinion and Marketing Studies di Prancis pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 65 persen orangtua percaya bahwa penggunaan layar memiliki dampak negatif terhadap perkembangan anak-anak.

Cara Mengurangi Dampak Negatif Popcorn Brain

Meskipun gejala popcorn brain bervariasi dari ringan hingga berat, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mengurangi dampaknya. Berikut adalah dua pendekatan yang dapat membantu:

1. Menciptakan Batasan Seputar Teknologi

Munculnya notifikasi yang konstan dapat membuat fokus kita terpecah. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan batasan pada penggunaan teknologi. Ini bisa dilakukan dengan:

  • Mengatur pengaturan screen time di perangkat.
  • Menerapkan zona bebas teknologi di rumah atau tempat kerja.
  • Melakukan detoks digital secara berkala.

2. Melakukan Rutinitas Terstruktur

Mengatur rutinitas harian yang jelas dapat membantu melawan gejala popcorn brain. Dengan memiliki ritual dan jadwal yang terstruktur, kita bisa:

  • Mencegah kebiasaan negatif.
  • Mengembangkan kebiasaan positif.
  • Mempersiapkan pikiran dan tubuh untuk periode fokus yang produktif, termasuk waktu untuk istirahat yang cukup.

Fenomena popcorn brain merupakan hasil dari gaya hidup digital yang semakin mendominasi kehidupan kita. Meskipun menyenangkan untuk terhubung dan mengakses informasi secara cepat, penting untuk menjaga keseimbangan dan melindungi kesehatan mental kita.

Dengan mengidentifikasi gejala dan menerapkan batasan serta rutinitas yang tepat, kita bisa belajar untuk kembali fokus dan meningkatkan produktivitas.

Jika kebiasaan penggunaan media sosial terasa sulit untuk dilepaskan, mulailah secara perlahan. Ambil langkah kecil sekarang untuk meningkatkan kualitas hidup di masa mendatang.